Jumat, 11 Januari 2019

#7 NOVEL : MOZACHIKO by Poppi Pertiwi

#7 NOVEL : MOZACHIKO by Poppi Pertiwi
  
Judul : MOZACHIKO
Author : Poppi Pertiwi
Penerbit : Loveable
Penyunting : Larasati Fitriani
Penyelaras Akhir : Hani, Four Ririn, dan Fenti
Pedesain Sampul : M. Engga Arga Kusuma dan Wirawinataa
Penata Letak : DewickeyR
Cetakan : Kedua, 2018
Tebal : 351 halaman
Harga : Rp. 89.500
Rating : Remaja
ISBN : 978-602-5406-74-4

BLURP : 


 COVER, TULISAN dan KUALITAS :
Suka banget sama covernya. Latar belakangnya putih, kesannya bersih. Ditambah gambar lukisan cowok ganteng. Jadi bisa banyangin tokoh utamanya, si Chiko Gadangga. Selain itu gambar dan tulisan cover diemboss. Kesannya jadi mewah banget. Suka aku elus karena ada efek timbulnya. Kayaknya niat sekali bikinnya. Good...aku suka...aku suka.

Selain bookmark dapat juga poster si Chiko. Poster dan bookmark gambarnya sama seperti cover. Cuma ga di emboss. Kalau iya nanti jadi mahal novelnya. Bookmarknya ada garis putus-putus, sepertinya jalur buat digunting. Jadi bookmarknya bisa mengikuti kepalanya Chiko, tidak hanya berbentuk kotak saja. Biar ga monoton. Good lagi...thumbs up dari aku.


Semuanya sudah bagus, hanya saja tulisannya sedikit kecil untuk mata tuaku. Tapi masih bisa aku baca. Dan ada beberapa typo. Tidak banyak tapi ada. Selain itu ada beberapa halaman yang terlihat seperti kena serpihan tinta. Seperti gambar yang aku lingkarin. Jadi kesannya kotor. Yang lainnya bagus, nggak ada masalah.

Karena ratingnya remaja, jadi gambar aman ya. Tidak perlu diragukan lagi.

REVIEW yang mengandung SPOILER :
Kesan pertama setelah aku menamatkan novel ini adalah " Beda ya sama masa SMA ku. ". Aku tidak punya masalah serumit, seribet, sebingung, segalau dan sedewasa ini. Yang sama dengan Moza mungkin culunnya saja.

Kisah cinta remaja yang bikin galau dan baper. Maaf ya, tapi characternya terlalu labil dan galau-er buat aku pahami. Membuatku berpikir, apakah remaja zaman sekarang memang seperti ini. Tapi mungkin yang namanya remaja ya seperti ini. Galau dan seperti sinetron yang kalau mau berjumpa di titik temu persoalan akan berbalik arah sehingga tidak menyelesaikan masalah. Seperti ini pula yang terjadi pada hubungan Chiko Gadangga dan Moza Adisti. Saling menyayangi tapi juga melukai.

Chiko Gadangga, siswa paling bermasalah di sekolahnya. Sifatnya keras kepala dan egois. Katanya suka Nency, adik tiri Moza. Tapi dia juga tidak mau melepas Moza. Awalnya tidak suka sama Moza, tapi setelah mengenal lebih jauh jadi cinta. Hanya gengsinya tinggi dan merasa Moza hanyalah cewek culun yang tidak punya harga diri.

Moza Adisti, siswi culun, hiperaktif dan super ceria jatuh cinta pada Chiko yang menolongnya. Selalu rendah diri, merasa kalah cantik dari Nency. Padahal katanya kalau mau dandan bakal cantik.

Nggak ngerti dengan hubungan mereka berdua. Moza berjuang agar disukai, Chikonya menolak. Chikonya sudah suka, Mozanya pacaran sama yang lain. Mozanya sudah putus, Chiko jalan sama cewek lain. Gitu aja terus sampai novelnya tamat. Dan yang bikin bete adalah kata-kata serta perbuatan jahat Chiko yang bikin Moza menderita.

Character-character di novel ini sering banget gonta-ganti pacar. Suka sama siapa pacarannya sama yang lain. Pusing akutuh jadinya.

Belum lagi masalah keluarga Moza. Kalau keluarga Chiko nggak begitu dijelaskan selain sibuk luar biasa. Kehidupan Moza bertambah rumit dengan adanya ibu dan adik tiri yang membencinya. Hidupnya serasa jadi Cinderella. Kurang menderita apalagi si Moza.

Ketika Moza berubah menjadi garang, aku bertepuk tangan. Horree!!! Akhirnya ada perlawanan dari Moza. Tapi tidak lama kemudian kenapa Mozanya jadi melempem hanya karena si Chiko melancarkan rayuan mautnya. Nangis lagi gara-gara Chiko. Gagal berubah donk. Perubahannya cuma di fisik saja. Jadi cantik, modis dan jutek khas cewek-cewek " mean girl ".

Setelah melalui berbagai hambatan karena kelabilan dan kegalauan, mereka bersatu setelah Moza siuman dari tidurnya yang panjang akibat diterjang mobil. Iya...diterjang mobil. Yang ternyata penabraknya adalah ayah kandung Nency. Yang tidak suka melihat anak dan mantan istrinya menderita karena diusir dari rumah. Dan adegan paling mustahil menurutku adalah ketika Chiko balas dendam kepada ayah Nency. Sang mafia tidak berkutik loh dihajar sama anak SMA. Bahkan anak buahnya saja tidak ada berani menolong. Bisa ya begitu???

Tapi ini kan cerita fiksi. Tidak perlu logika. Apapun bisa terjadi. Lagian mungkin akunya yang nggak nyambung sama bacaan remaja. Masa remajaku sudah lama berlalu.  Tapi aku suka loh sama quote-quotenya. Seperti :

"Ko...Ko. Lo itu manusia atau pohon pisang, sih? Punya jantung tapi nggak punya hati. " -Ganang-

Bikin aku mangut-mangut dagu. Benar juga analoginya. Pisangkan punya jantung tapi ga punya hati.

Sekian dulu review campur spoiler dari aku. Ini murni pikiran dari otak dan hatiku. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Buat author, jangan jadikan ini patokan. Teruslah berusaha meningkatkan semua kemampuan. Bila ada yang mengganjal jadikan ini cambuk agar lebih baik lagi di masa depan.














0 komentar:

Posting Komentar

Komen di sini...

 
SAKAU Blogger Template by Ipietoon Blogger Template